Keadaan
Jepang semakin memburuk dan semakin terdesak oleh sekutu. Akhirnya, pada
tanggal 9 Agustus 1945 Jendral Terauchi Memanggil Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalath, Vietnam.
J Terauchi : “Hallo, bisa bicara dengan Ir
soekarno..?”
Ir. Soekarn : “Iya, Saya Sendiri. Ada apa Jendral
kok tumben Nelpon saya..?”
J Terauchi : “ada acara penting dan dimohon
Bapak berkenan hadir di acara tersebut di Dalath, Vietnam. Apa bapak sanggup..?”
Ir. Soekarno : “Insyaallah saya sanggup. Tapi apa saya
boleh mengajak anak buah saya..?”
J Terauchi : “ooo..Pasti boleh”
Ir Soekarno : “arigato”
Sesampainya di dalath ketiga
orang tersebut langsung menuju ke gedung pertemuan.
Ir. Soekarno : “Selamat siang Pak jendral
Terauchi”(langsung bersalaman)
J Terauchi : “Selamat Siang . silahkan duduk”
Hatta : “ Terima kasih.”
Radjiman W : “mm. Pak, apa yang akan dibahas pada
sidang siang hari ini?”
J Terauchi : “Kita akan melantik Ir. Soekarno
sebagai ketua dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua PPKI secara simbolis saja biar
cepat.”
Radjiman W : “ kok bukan saya yang jadi ketuanya,
saya kan yang paling tua Pak?”
J Terauchi : “Bapak kan sudah pernah menjadi
ketua di BPUPKI kan, masak lupa..?
Radjiman : “oo iya ya. Maklum saya kan sudah
tua jadi saya lupa.”
Setelah selesai rapat siang
ini Ir soekarno, Hatta, dan radjiman pulang ke hotel. Ditempat yang berbeda,
yaitu Nagasaki ada peristiwa yang dahsyat.
Pasukan Sekutu : “
Roger, bom siap diluncurkan.”
Komandan : “ Luncurkan sekarang.”
(seketika bom atom meluncur dengan cepat menuju kota Nagasaki).
Duuuaaarrrrgggg..!!!!!!!!!!!, seketika bom itu meledak dan menghancurkan seisi
kota Nagasaki, banyak korban yang terluka parah bahkan meninggal dunia.
Pada tanggal 12 Agustus 1945
mereka melakukan rapat yang ketiga di tempat yang sama.
Hatta : “ hari ini kita akan
membahas tentang apa Pak?”
J Terauchi : “Kita akan membahas tentang:
1. Pemerintah Jepang akan memberikan
kemerdekaan pada Indonesia secepatnya,
2. Untuk melaksanakan kemerdekaan di bentuk
PPKI
3. Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan
setelah persiapannya selesai dan secara berangsur-angsur,
4. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh
bekas wilayah jajahan belanda
Hatta : “ kalau menurut pedapat
saya, lebih baik kemerdekaan kita laksanakan serentak saja di seluruh
Indonesia, karena biar lebih Greget.?”
Radjiman :” Saya setuju dengan pendapat Hatta
tadi. Kalau anda gimana Pak Karno?”
Soekarno : “Kalau saya manut saja yang
penting terlaksana..”
J Terauchi : “Ada pendapat lain.?, kalau tidak
saya rasa cukup sekian rapat pada hari ini. Saya tutup, Selamat siang”
Seluruh Peserta :
“Siang.”
Pada
tanggal 15 Agustus 1945 ketiga orang tersebut kembali ke Indonesia tanpa
mengetahui kalau Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada sekutu di hari yang
sama. Sesampainya di Indonesia, mereka langsung di desak oleh para golingan
muda agar segera memploklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Darwis : “Pak Karno, sebaiknya kita
harus cepat cepat memproklamasikan kemerdekaan pak.”
Wikana : “betul Pak
Karno kita sebaiknya Cepat cepat memproklamasikannya.”
Soekarno : “ sstt. Tenang dulu, kemerdekaan
itu bukan main main, kita harus mempersiapkannya secara matang.”
Hatta : “ Saya setuju dengan pak
karno, sebaiknya kita proklamasikan setelah rapat PPKI tanggal 18 Agustus nanti
selesai supaya persiapannya sudah matang.”
Wikana :” Tapi Pak..?”
Soekarno : “ ssttt. Sudah sudah sebaiknya
kalian pulang dulu.”
Darwis : “Baik Pak”
Pada malam harinya yaitu
pukul 24.00 para golongan muda melakukan rapat sendiri di Jl. Cikini 71 yang
dihadiri oleh Wikana, Yusuf Kunto, Dr. Murwadi, dan Singgih, dan ketuanya
Chaerul Saleh.
Chaerul Saleh :”baiklah kita buka pertemuan pada tengah
malam hari ini dengan membaca basmallah.”
Seluruh peserta :”Bismillah hirrokhmaanirrokhiim.”
Chaerul Saleh : “oke, agenda malam hari ini adalah
bagaimana cara kita agar dapat menyakinkan para golongan tua agar segera
memplokamasikan kemerdekaan.”
Dr Murwadi : “bagaimana kalau kita asingkan saja
Pak Karno dan Bung Hatta.”
Chaerul saleh : “Apa alasannya?”
Dr. Murwadi : “Alasannya agar mereka tidak diperalat
oleh Jepang.”
Sukarni : “Tapi kita asingkan kemana?”
Singgih : “ Menurut saya kita asingkan
saja mereka ke rengasdengklok.”
Y Kunto : “apa alasannya
anda memilih tempat itu.?”
Singgih : “ menurut saya tempat itu
letaknya tidak jauh dari jakarta, sehingga mobilitas ke Jakarta dapat dilakukan
dengan cepat, dan Tempatnya letaknya jauh dari Jalan Jakarta-Cirebon, sehingga
jika diketahi Jepang, pergerakan mereka akan sulit, dan yang terakhir letaknya
sangat strategis menurut Perhitungan militer.”
Sukarni : “Ya. Saya setuju dengan pendapat anda.”
Dr. Murwadi : “ Saya juga setuju.”
Y Kunto : “ Saya juga
setuju.”
C Saleh : “Baiklah, kalau begitu
keputusan sudah bulat, yaitu mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta ke
rengasdengklok.”
Peserta : “ Oke.”
C Saleh : “Baiklah. Rapat kali ini saya
rasa sudah cukup dan saya sudah sangat ngantuk juga. Kita tutup dengan membaca
Hamdallah bersama-sama.”
Peserta : “Alhamdulillahirabbil aalamiin.”
Setelah
mengetahui bahwa Bung Karno dan Bung Hatta telah diasingkan ke Rengasdengklok
oleh golongan muda, Pada tanggal 16 Agustus 1945, A Soebardjo langsung menyusul
ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno-Hatta dan didampingi loleh Sudiro. Sesampainya
di pengasingan.
Sukarni : “untuk apa bapak datang
kemari?”
A Sebardjo : “Saya kesini untuk menjemput Pak
Karno dan Pak Hatta. Apa diperbolehkan Mas Karni?”
Sukarni : “ boleh sih boleh, tapi
bersyarat.!”
A Soebardjo : “Apa syaratnya ?”
Sukarni : “Syaratnya adalah agar segera
Memproklamasikan Kemerdekaan secepatnya.”
A Soebardjo : “baiklah. Saya jamin besok tanggal 17
Agustus sudah di Proklamasikan kemerdekaan Indonesia.”
Wikana : “Apa
jaminannya, Pak?”
A Soebardjo : “Jaminannya, Jika besok belum juga
diProklamasikan potonglah kepala saya, Bagaimana?”
Wikana : “Bagaimana
Darwis?”
Darwis : “Baiklah. Kami setuju. Tapi
jika besok belum Proklamasi, kami tidak segan segan memotong Kepala Anda.”
A Soebardjo : “ oKe”
Akhirnya Soekarno-Hatta
berhasil di bawa ke Jakarta. Pada malam harinya para golongan tua, anggota
PPKI, dan Golongan muda melakukan rapat pembahasan teks proklamasi di rumah
Laksamana muda Maeda.
Ir Soekarno : “ Alhamdulillah yah, teks nya sudak
selesai.”
A Soebardjo : “Bagaimana kita menandatangani teks
proklamasi ini?”
Hatta : “ menurut saya teks ini
ditandatangani oleh seluruh peserta yang hadir sebagai wakil rakyat Indonesia.”
C Saleh : “Saya tidak setuju. Karena
ada anggota PPKI yang merupakan badan bentukan Jepang dan anggotanya di angkat
oleh jepang.”
Sukarni : “Bagaimana kalau teks ini
hanya ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta saja, tapi atas nama bangsa
Indonesia.”
Semua Peserta : “Setujuuu.”